tmznewsonline.net

Alasan Tingkat Kematian Covid Di Indonesia Meningkat Tajam

Alasan Tingkat Kematian Covid Di Indonesia Meningkat Tajam

“Versi Omicron memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi, tetapi tingkat kematiannya lebih rendah daripada versi Delta,” kata Presiden Djokovic, Kamis (3 Februari).

Namun, jika versi Omicron memiliki angka kematian yang lebih rendah daripada versi Delta, mengapa angka kematian di Indonesia meningkat?

Pada Kamis (7-8) tiga relawan beristirahat dengan membawa peti mati seorang warga Bogor yang meninggal dunia akibat virus corona.
Mengapa angka kematian di Indonesia meningkat?

Mantan CEO P2P Balitbankes Asia Selatan, Direktur Edisi Delta Kementerian Kesehatan.

Dia kemudian merujuk pada sebuah artikel di Forum Ekonomi Dunia: “Jika berat mikron rendah, mengapa angka kematian meningkat dari COVID-19?”

Artikel tersebut menyajikan angka kematian harian tertinggi di Australia selama epidemi Covid-19 pada 28 Januari 2022, yaitu sekitar 100 orang. Indeks ini jauh lebih tinggi daripada “Delta” versi Australia.

Data lain menunjukkan angka kematian tertinggi di Korea Selatan tercatat pada 22 Desember 2021 sebanyak 109 orang. Korban tewas tertinggi di Korea Selatan sejauh ini adalah pada 28 Desember 2020, dengan 40 orang meninggal.

“Angka kematian yang tinggi ini bukan karena Omicron lebih mematikan, tetapi karena jumlah kematian terkait Omicron di negara-negara ini jauh lebih tinggi daripada di Delta.” “Angka absolutnya masih besar,” katanya. dia berkata. Profesor Tiandra Yoga Aditama.

Profesor Tiandra yang saat ini menjabat sebagai Direktur Studi Pascasarjana di Universitas Yarsi, adalah Guru Besar FKUI yang memberikan nasehat untuk menjaga jarak sosial, memberikan pendidikan jarak jauh kepada mahasiswa, memperluas cakupan vaksinasi, dan menerapkan 3T (Tes, Lintasan).

Sedangkan untuk pembatasan sosial, pada Senin (7/2) pemerintah menaikkan Pembatasan Tindakan Masyarakat (PPKM) menjadi 3 di Jakarta, Bogor, Depot, Tangerang, dan Bekas (Kabadetabek). Praktik yang sama berlaku untuk Bandung Besar, Daerah Kualifikasi Khusus (DIY) Bali.

Secara khusus, sehubungan dengan persiapan rumah sakit, ia menyoroti lima aspek: tempat tidur, ruang medis, obat-obatan, peralatan, sistem kerja yang aman, sistem rujukan menyeluruh, akses ke staf medis, organisasi kerja yang baik.
Pasien Covid-19

Pada Rabu (23 Juni 2021), beberapa pasien dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) tambahan di Rumah Sakit Bekas Jawa Barat.
Bagaimana Ketersediaan pusat kesehatan ?

Presiden Widodo mengatakan dalam surat kabar 3 Februari bahwa pemerintah telah mengumumkan dan memperkirakan peningkatan kasus Covid “dalam hal rumah sakit, obat-obatan, oksigen, fasilitas isolasi, dan staf medis.”

Menurutnya, “situasi rumah sakit masih terkendali.”

Sehingga, menurut Koran Tempor, ratusan tenaga kesehatan terjangkit Covid, sebagian besar nanahnya tersumbat.

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah mengatakan telah memperkuat layanan institusi medis, baik pengiriman (rumah sakit) maupun perawatan primer (fasilitas kesehatan, klinik – telemedicine).
Covid:

Jumat (4/2/2022) Petugas memeriksa COVID-19 di ruang gawat darurat RSUD Depok Jawa Barat.

Kepala Staf Brian Sri Pragustuti mengatakan fasilitas kesehatan utama telah meningkatkan jumlah tempat tidur BTC dengan mendirikan tenda rumah sakit darurat dan mengubah standar ruang perawatan menjadi CCIDID-19: ruang isolasi BTC. Selain itu, ada pula penawaran obat dan alat kesehatan lainnya.

“Jumlah tenaga medis, baik dokter maupun perawat, terus meningkat dalam siklus ini.” Jadi jika ada perawat yang lelah atau menderita bisa segera ditangani,” kata Bryan kepada Antara.

Untuk pemberi pertolongan pertama, kata Bryan, perhatiannya adalah untuk mengontrol pasien tanpa gejala dengan gejala ringan.

“Jadi, pihak rumah sakit hanya merawat orang dengan moderasi dan keseriusan. Itu sarannya,” ujarnya.

Bryan juga mencontohkan pemerintah telah meningkatkan pendanaan untuk pengadilan CCIDID-19 untuk mendorong tenaga kesehatan memberikan perawatan bagi pasien Covid-19, termasuk mempekerjakan dokter ke rumah sakit, rumah sakit, dan ruang gawat darurat.

Petugas kesehatan membawa pasien tersebut ke IGD Rumah Sakit Daerah Bandung (RSUD) pada Kamis (7/1/2021).
Rumah sakit “hampir penuh sesak.”

Menurut tindak lanjut, RSU Jakarta dipenuhi pasien Covid-19 dengan gejala sedang dan berat.

Tingkat hunian tempat tidur (BOR) atau tingkat hunian tempat tidur Rumah Sakit Ramah hingga 85%.

“Tapi ini bukan jumlah yang cukup, karena sewaktu-waktu kita bisa menambah tempat tidur untuk membuat lebih banyak ruang agar tidak meluap, karena akan bertambah,” kata Erlina Burhan, ahli jantung di RS Persahabatan.

Exit mobile version